Resensi Film #3 : Wedding Agreement
Resensi Film: Wedding Agreement
Oleh: Marhansyah Anugrah Kurniawan
Identitas Film
Judul Film : Wedding Agreement
Penulis : Archie Hekagery, Mia Chuz
Sutradara : Archie Hekagery
Pemain : Indah Permatasari, Refal Hady, Aghniny Haque
Tanggal Rilis : 8 Agustus 2019
Durasi : 100 Menit
Platform : Bioskop, Netflix, Prime Video, Vidio, Viu
Bahasa : Indonesia
Asal Negara : Indonesia
Genre : Melodrama, Romantis, Comedy
Sinopsis
Film Wedding Agreement ini mengambil
cerita pada kehidupan suami istri hasil dari perjodohan orang tua mereka. Film
ini terpusat pada kehidupan pernikahan Bian yang diperankan oleh Refal Hady dan
Tari yang diperankan oleh Indah Permatasari. Kehidupan pernikahan yang tidak
menyenangkan dimulai Bian dan Tari saat kedua orang tua mereka menjodohkan
mereka untuk menikah.
Awal mulanya ibu dari Bian mengidap
kanker dan memiliki permintaan kepada anaknya. Ibunya menghendaki Bian untuk
menikahi Tari anak dari sahabatnya. Bian tentu saja tidak siap apabila akan
menikah dengan Tari wanita yang tidak ia cintai. Bian tetap menyetujui
permintaan mamanya untuk menikah dengan Tari dikarenakan itu adalah keinginan
dan kehendak mamanya sendiri. Begitu pula dengan Tari. Tari dikisahkan sebagai
yatim piatu dan hanya hidup berdua dengan bibi dan pamannya. Tari memiliki
kepribadian yang mandiri serta patuh sehingga ketika bibi dan pamannya
menghendaki untuk menikah dengan Bian Tari mengikutinya. Pernikahan mereka pun
berlangsung dengan khidmat dan lancar.
Pernikahan Bian dan Tari telah
selesai dilaksanakan. Pernikahan yang seharusnya indah kenyataannya seperti
neraka. Pada hari pertama Bian dan Tari menikah, Bian menyodorkan surat
perjanjian pernikahan atau wedding Agreement kepada Tari. Isi perjanjian itu adalah
bahwa Bian akan menceraikan Tari dalam waktu 1 tahun dari sekarang. Bian juga
mengaku bahwa dirinya hanya berpura pura senang dijodohkan dengan tari dan
dirinya telah memiliki kekasih selama lima tahun ini bernama Sarah yang
diperankan oleh Aghniny Haque. Tari merasa bersedih karena mengetahui fakta
tersebut dan fakta lain bahwa dirinya sudah mencintai Bian. Tari menolak
perjanjian pernikahan tersebut dan tetap berbakti pada Bian suaminya.
Tari melakukan banyak hal untuk
meluluhkan hati suaminya. Tari terus berbakti walaupun mendapatkan penolakan
dari Bian. Suatu ketika Bian sakit. Momen tersebut Tari menambah perhatian yang
ekstra pada suaminya. Pada Saat Tari sedang merawat suaminya yang sakit, Sarah
datang kerumah mereka. Tari merasa sakit hati dan pergi dari rumah. Bian pun
kian menyadari bahwa Tari adalah yang terbaik untuknya. Bian pun melepaskan
Sarah dan memilih untuk mempertahankan pernikahannya bersama Tari. Ending film
ini berakhir happy ending dengan tetap bertahan nya mahligai rumah tangga Bian
dan Tari.
Kelebihan
Film Wedding Agreement ini
memiliki kelebihan alur cerita yang sangat bagus. Terlihat dari cerita
yang realistis menggambarkan kehidupan rumah tangga hasil perjodohan . Kisah
percintaan yang dihadirkan dalam film ini mampu membuat penonton terbawa
perasaan karena dialognya yang mengena serta diperankan oleh aktor yang hebat.
Tokoh Bian dan Tari diperankan dengan sangat baik selayaknya pasangan suami
istri sungguhan. Film ini juga memuat unsur komedi yang pastinya dapat membuat
penonton tertawa. Film ini juga menghadirkan rasa kesedihan akan tokoh Tari
yang berulang kali tersakiti oleh Bian. Penonton juga akan merasa sedih akan
tokoh Sarah karena cintanya bersama Bian tidak dapat bersatu. Film ini juga
mengajarkan arti pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga dan
mengikhlaskan. Sinematografi dan pengambilan gambar yang dilakukan pada film
ini sangat bagus walaupun sangat sederhana. Lokasi dalam rumah, jalanan jakarta
dan kereta beserta stasiun MRT yang digunakan
terlihat bagus dan memanjakan mata.
Kekurangan
Kekurangan film ini adalah sinematografi yang kurang,
seperti bisa menambahkan gunung, pantai dsb agar memanjakan mata penonton.
Kekurangan sisi akting menurut saya terdapat pada karakter Sarah yang
diperankan oleh Aghniny Haque. Aghniny kurang bisa meraih rasa simpati penonton
pada tokoh Sarah dikarenakan pembawaannya terkesan angkuh dan jutek. Hal
tersebut menyebabkan kurangnya potensi simpati padanya sebagai korban dari
perjodohan Tari dan Bian. Kekurangan lain
dalam film ini adalah naskah ceritanya yang terasa janggal dan aneh. Pada awal
film praktek perjodohan di era modern, seorang wanita tidak bisa melawan saat
lelaki yang dijodohkan dengannya ternyata hanya menginginkan pernikahan
pura-pura. Hal itu terkesan aneh dan tidak relevan.
Simpulan
Film ini sangat bagus menurut saya terlepas dari kekurangan yang dimiliki. Film ini dapat membuat ada kembali merasakan lika liku percintaan sepasang suami istri yang tanpa cinta. Film ini akan membuat anda menangis, tertawa, baper, terharu,dsb. Saya merekomendasikan film ini apabila anda sedang mencari tontonan di waktu luang sebagai hiburan. Nilai saya terhadap film ini dari satu sampai sepuluh saya memberikan angka 7,5 untuk film ini.
pengen nonton filmnya, kayaknya bakal greget deh
BalasHapus