Menulis Cerpen #1: Mawar Terakhir

 

MAWAR TERAKHIR

Marhansyah Anugrah Kurniawan

Sumber: Pinterest

1 Januari 2020.

Sehari setelah pergantian tahun, hujan turun begitu deras hingga membasahi sudut-sudut jalanan. Elie memandang dengan tatapan kosong jalanan yang basah dimalam itu. Hujan mulai membasahi wanita yang tengah dilanda kesesakan dan kerindulan. Begitulah keadaan hatinya malam itu. Dari sisi lain jalan terlihat sosok laki laki yang sepertinya dia kenal. Laki laki berkulit putih dan tingginya setinggi lampu jalanan  yang tak mungkin Elie lupakan. Laki laki tersebut memandang Elie dari sisi jalanan yang berbeda. Elie bergegas memanggil.

“Julian Julian. Ini aku Elie”.

“Elie?”.

Elie pun bergegas menghampirinya dengan perasaan yang gembira karena telah lama ia berpisah dengan Julian, kekasih hatinya. Namun naas tiba-tiba truk menghantam tubuh gadis cantik itu. Truk terguling di dekat tubuh Elie dan muncul percikan api yang memicu terjadinya ledakan yang sangat parah. Julian yang menatap jelas kejadian itu langsung syok.

“Elie….”.

****

1 Januari 2015

Julian Permana adalah seorang mahasiswa hukum yang tengah menempuh pendidikan strata 1 . Julian saat ini sudah menempuh semester 8 yang dijuluki dengan semester killer. Ternyata tidak hanya dosen yang killer namun juga namun juga tugas-tugas yang diberikan.

“Kamu itu bagaimana to jul, skripsi kok amburadul begini”.

“Ku menangis membayangkan betapa skripsiku ditolak dosen terus”. Julian menyanyikan lagu dari sinetron ikan terbang yang diubah liriknya.

“Owalah jul, kamu tu memang bakat jadi penyanyi”.

“Kenapa dulu gak jadi penyanyi aja, malah masuk hukum heran”.

“Nanti kalau saya jadi penyanyi bapak jadi fans berat saya dong”.

“Kamu ini ngelawak terus, sudah ini bab 4 kamu revisi”.

 

Julian tampak frustasi melihat skripsi yang ditolak ada ditangan kanannya dengan sembari terus mengomel. Disepanjang lorong di fakultas hukum yang ia lewati selama 3,5 tahun ini nampak suram. Julian kemudian menyanyikan lagu yang related dengan kehidupannya tanpa menyadari ia menabrak seorang gadis cantik yang sejak MABA  diidamkannya.  Gadis cantik itu membawa setangkai bunga mawar ditangan kanannya.

“Tolak terus tolak terus kalau gini kapan saya nikah gusti”. 

“Skripsi-skripsi ngerjainnya sampai mo mati, bimbingan sana sini tapi masih revisi”. Julian menyanyikan lagu yang viral di toktok.

“Aduh maaf ya mbak, saya tidak sengaja”.

“E…ini bunga mawarnya, maaf jadi rusak pasti pemberian seseorang ya”.

“Eh Elie, pantas bawa bunga mawar ternyata kamu”.

“Loh Julian. Kamu apa kabar lama tidak berjumpa, hehe iya aku masih seperti dulu suka mawar”. Elie menyapa dengan senyum terlukis di wajahnya.

Kabarku baik El, cuma sekarang tengah berjuang di era gempuran skripsi padahal teman teman udah pada lamaran. Hehehehe.”

“Julian bisa aja. Kita lama gak pernah bertemu tapi akhirnya hari ini ketemu”.

“Udahan dulu ya, aku mau ngurus berkas yudisium, semangat skripsinya”.

“Ekh…Oh iya Elie sukses ya”.

 

Julian pun bergegas pulang ke kost nya yang tidak jauh dari kampus mengendarai motor bitt nya. Segera dirinya merebahkan tubuhnya diatas spring bed ukuran single. Julian merasa baper karena  hari ini dirinya bisa bertemu dengan Elie setelah sekian lama. Julian mengecek di website kampus dan mendapati wisuda Elie terjadwal esok hari.

“Elie, Ya Tuhan sungguh indah nan cantik ciptaan-Mu ini”.

“Periode wisuda Elie terjadwal besok pagi, apa aku datang aja ya?. Humm?”.

“Atau aku langsung menyatakan perasaanku kepadanya?”.

“Haish Gila kamu Julian Gila…… Tetapi?”. Detak jantung Julian tidak karuan.

“Ok harus datang sekarang checkout buket mawar dulu di aplikasi Shofii”.

 

Sementara Elie masih mempersiapkan untuk wisudanya besuk pagi di penthousenya yang berada di lantai ke 100. Otaknya memikirkan Julian terus menerus padahal esok hari wisudanya. Tak sadar Elie pun tertidur sampai keesokan paginya melaksanakan acara yang paling penting dari dirinya karena akhirnya akan mendapatkan gelar S.H.

“Kok aku jadi kepikiran Julian” .

“Sejak MABA jantungku tidak karuan kalau melihat dia seperti telah membuka kunci hatiku”. Ucap Elie lirih.

“Hai Elie gila kamu mencintai adik tingkatmu sadar diri dong.. tetapi?”.

 

2 Januari 2015.

Wisuda di kampus B sudah selesai terlaksana. Sejak saat itu wisudawan segera meninggalkan ruangan wisuda. Di satu sisi Julian sudah siap di halaman depan kampus dengan buket bunga mawarnya untuk diberikan ke Elie. Terlihat Elie berjalan mengenakan Toga diatas kepalanya didampingi papanya menuruni anak tangga.

“ Elie… Hai ini aku Julian selamat ya”.

“Selamat ya om, saya Julian”. Julian menjabat tangan dan mencium punggung tangan papa Elie

“Julian… Kamu kok repot-repot pakai bawa buket segala ”.

“Elie… nak papa tunggu kamu di mobil ya”.  Papa Elie meninggalkan mereka memandang sinis ke Julian.

“Elie… Sebenarnya telah lama aku menyukaimu”.

“Di hari bahagia ini Elie maukah kamu menjadi pacarku”.

“Julian…. aku… aku…..terima Julian, aku juga mencintaimu”.

“Sejak pertemuan kita di lapangan saat kamu menjadi MABA hatiku berdebar tidak karuan setiap hari kala melihatmu dari kejauhan”.

Julian dan Elie telah resmi berpacaran pada hari bahagia itu. Namun, tak disangka cinta mereka mendapatkan ujian berupa penolakan yang besar dari papa Elie. Papa Elie menolak cinta mereka berdua dikarenakan  Elie akan dijodohkan dengan seorang Dokter dari Singapura.

“Nak… siapa itu temanmu tadi, papa gak suka kamu berteman dengannya”.

“Itu Julian pah pacar Elie  kenapa? ”.

“Sebaiknya, kamu sudahi hubunganmu dengannya Elie”.

“Papa sudah siapkan calon suami terbaik untukmu”.

“Hah kenapa pah?, kenapa tiba tiba? Elie tidak mau, Elie sudah memiliki kekasih”.

“Kamu harus mau Elie! Dia adalah calon suami yang terbaik pilihan papa. Dia juga dokter dari Singapura, tidak seperti Julian itu, yang tidak jelas asal usulnya!”

"Stop pa. Elie tidak mau!”.

Elie berlari meninggalkan papanya seorang diri, menuju kamar yang letaknya cukup jauh karena penthouse mereka sangat luas. Bergegas Elie mengirim pesan untuk Julian melalui aplikasi whatsup yang ada di dalam teleponnya. Pesan itu bertuliskan ajakan Elie untuk bertemu dengan Julian di Cafe Amanda. Setelah mendapat balasan positif dari Julian,  Elie yang membaca pesan dari Julian, termenung seketika dan memikirkan bagaimana kelanjutan hubungan mereka. Namun, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu bersamaan dengan suara berat seorang laki-laki paruh baya yang membuyarkan lamunan Elie.

"Nak, Elie, dengarkan papa! Buka pintunya, Papa ingin masuk untuk membicarakan mengenai pertemuan mu dengan Dr. Andi besok!"

"Tidak pa! Aku tidak mau, lagipula aku akan bertemu dengan kekasihku besok!"

“Terserah mau kamu setuju atau gak setuju papa tetap akan menikahkan kamu dengan Dr. Andi”.

 

3 Januari 2015.

Elie sudah datang tepat pukul 1 siang di Cafe Amanda. Wajah Elie nampak kalut penuh dengan kecemasan. Suasana cafe yang sepi, ditambah dengan iringan musik berjudul "Belum siap kehilangan" membuat suasana hati Elie semakin penuh dengan kecemasan. Ragu, bimbang, dan kecemasan begitu lah gambaran suasana hati Elie kala itu. Selang beberapa menit Julian pun datang dan langsung menutup mata Elie, dibawakannya kejutan untuk sang kekasihnya itu.

“Hayo tebak siapa hehehe”.

"Aku tau Julian, ini pasti kamu, aku tau dari tangan besar yang kamu miliki dan aroma wangi khas dari parfum mu."

Mereka pun berbincang bincang ringan sambil memesan Es Americano dan kentang goreng. Mereka saling suap dengan romantis layaknya Romeo dan Juliet yang sedang ngedate. Sampai akhirnya, Elie menceritakan hal yang sudah ia tahan sejak tadi. Ia ingin menceritakan maksud dari tujuan nya mengajak Julian untuk bertemu siang itu.

“Jul. Aku mau ngomong serius”.

“Apa el… ngomong sama abwang”. Goda Julian.

“Emm….” .

Tiba tiba nada dering dari Hp Somay milik Elie berdering dengan nyaring. Ternyata ada panggilan masuk bernama Papa dengan emoticon love. Elie menjawab telepon dari papanya. Setelah selesai menjawab telepon, Elie langsung bergegas pulang meninggalkan Julian dengan berpamitan.

“Jul aku pulang duluan.” Langsung melenggang pergi.

“Loh eeh yah…

“Emm..yaudah nanti sore aku ke rumahnya sekaligus silaturahmi ketemu sama papanya”.

 

Sore harinya Julian mengendarai motor bitt nya dengan kemeja kotak kotak celana panjang berwarna coklat bertemu Elie dan papanya. Tak lupa dirinya membawa setangkai bunga mawar. Di depan lobi tempat elie tinggal terdapat banner tulisan selamat atas tunangannya Elie Anggraeni dengan Dr. Andi. Melihat tulisan itu Julian awalnya cuek beranggapan bahwa itu adalah nama yang kebetulan sama dengan pacarnya. Baru selesai menutup mulut Julian kaget dengan Elie pacar  yang ia temui tadi siang berada di atas panggung di lobi tempat acara tersebut tengah dipasangkan cincin oleh pria lain. Elie pun melihat Julian dan spontan mengejar Julian yang meninggalkan lobi tempat itu dengan tetesan air mata membasahi pipinya.

“Jul.. Jul aku bisa jelasin jul”.

“Apa yang mau kamu jelasin hah…

“Kamu malah bersanding dengan pria lain kamu anggap aku ini apa el?”.

“Jul ak dijodohkan papaku…

“Aku juga mau bilang dari awal ke kamu tadi siang di cafe tapi aku gugup.”

“Cukup.. Hubungan kita selesai sampai disini”. Melenggang pergi sambil membuang setangkai mawar yang ia bawa ditangan kananya.

“Jul.. tidak jul”.

“El.. apa apan kamu ayok masukkk”.

***

1 Januari 2020.

Selepas kejadian itu  Elie mengikuti dr Andi yang sudah resmi menjadi suaminya ke Singapura. Julian saat itu sudah berhasil menyelesaikan studinya dan menjadi pengacara hebat di salah satu firma hukum yang ternama. Lima tahun berlalu, kehidupan berjalan normal seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Hingga pada suatu ketika Dr. Andi terbukti melakukan hubungan terlarang dengan wanita lain. Elie menceraikan suaminya yang telah menikah dengannya selama 5 tahun itu. Elie kembali ke Indonesia pada tanggal 1 Januari 2020. Namun naas saat dirinya hampir menemui kembali cinta pertamanya Elie mengalami kecelakaan dan tubuhnya terbakar sehingga nyawanya tidak dapat tertolong.

 

31 Desember 2020.

Di pemakaman umum terbaring tubuh wanita cantik bernama Elie Anggraeni yang meninggal pada 1 Januari 2020 pukul 23.59 karena kecelakaaan. Disamping makam terlihat pria berkulit putih tinggi membawa buket bunga mawar sambil menahan tangisan.

“El..  hai apa kabar”.

“Tidak disangka ya pertemuan kita setelah sekian lama ditempat seperti ini”.

“Maafkan aku Elie, maaf…”.

“Sebenarnya malam itu aku belum tahu kalau kamu sudah bercerai dengan suamimu jadi aku tidak menyelamatkanmu saat kamu kecelakaan waktu itu”.

“Dendam  ku kepadamu masih sangatlah besar El waktu itu”.

“Seharusnya aku menyelamatkanmu, seharusnya aku saja yang mati El…”.

“Semoga kamu bahagia di sana ya El”.

“Kita akan segera bertemu kembali dengan takdir yang berbeda”

“Entah dimana dan bagaimana,  asalahkan kita bisa bersama”.

“Rest in Peace Elie”. Julian meletakkan mawar di pusara makam dan meninggalkan nisan tempat peristirahatan Elie.

 

1 Januari 2021

Sehari setelah Julian berkunjung ke Makam Elie, Julian dinyatakan telah meninggal dunia dikarenakan menderita kanker. Julian meninggalkan sebuah secarik kertas puisi berjudul mawar terakhir yang khusus ia persembahkan kepada mantan kekasihnya dulu Elie Anggraeni. Julian dimakamkan disebelah makam Elie. Tertutup sudah kepahitan kisah cinta mereka.

 

****

“Hai cantik siapa namamu?”.

“Emm.. Hai aku Elie”.

“Elie?… Hai aku Julian salam kenal yah”.

Tamat


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Puisi #2 : Sajadah Panjang Karya Taufiq Ismail

Menulis Teks Eksposisi: Penetapan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Resmi

Analisis Puisi #1: Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono